How to survive during a Quarter-Life Crisis phase?
Sort by
Halo FD Members! Aku mau curhat sekaligus minta saran. Jujur aja kdg aku iri aja gt sama org2 seusia aku yg msh ada circle terutama sesama cewek. Aku ada sih bbrp temen deket cewek tp kita beda2 dom. Ada yg segrup ada yg kyk pisah2 (deket sama 1 org tp beda2 circle). Sekilas kayak bukan hal yg besar yaa. Tapi jujur ini sampe ngefek ke persiapan nikah aku yg sampe ga pengen pake acara. . Kalo ditanya, apakah aku introvert dan tertutup? Jawabannya bukan. Justru aku extrovert yg sering kecewa krn berkali2 aku dimanfaatkan/ dijulidin sama temen2 cewek. Mulai dari 1 geng (hampir semuanya) sampe individu. Contohnya: tas aku pernah dibongkar dan cash aku 500k raib; dijulidin hny krn diem aja pas mereka ghibah; lempar pertanyaan di group tp yg respon cuma 1 (itupun janji mau telp tp sampe detik ini ga jg); dijadiin MUA gratisan trs ilang aja gt main yg lain lg; sering diminta anter jemput pake mobil aku dan parkir aku yg bayar; no hp aku jd emergency contact paylater; dsb. Kalau aku tegasin, akhirnya mereka satu per satu menghilang. . Tanpa bermaksud jd "pick me girl" tp jujur aku bingung bgt maintain pertemanan terutama sama cewek di usia skg. Buat aku kayak high maintenance bgt. Tiap ultah harus ngado dan makan2/ traktir; nikahan kudu jadiin bridesmaid; telat ngucapin ultah aja lgsg kena silent treatment berbulan2. Jujur, aku jadi makin hati2 memulai pertemanan skg. Cause I swear friendship breakup hurts🥲 . Akhirnya aku kalo cerita apa2 kalo ga sama adek2 (yg kebetulan cewek semua), ya sama pasangan. They are wonderful to me. Tp rasanya social aku kayak ga sefun org2 di socmed😅 I envy them sometimes. Kalian ada tips ga sih buat jaga pertemanan sesama cewek yg langgeng gt? Cause really I don't wanna go through another friendship breakup anymore if I could. Thank you buat semua yg udh luangin baca❤️
Sudah punya pasangan? Kapan nikah? sekarang umur berapa? sering banget ditanya begitu, sebenarnya ga nyaman banget, risih dengernya, tapi tetep aku jawab dengan hahahihi. Kalau kalian ada saran ga, harus jawab gimana kalau ada yg nanya gitu tapi tetap terkesan sopan dan baik dimata mereka?? karena yang biasa tanya begitu ya sodara/temen kerja.
aku aja atau yang lain juga? klu orang yang support kita itu justru dari orang yang kita tidak kenal. orang yang kita kenal malah "ih apasih" "sok2 review" hehehe padahal apa susahnya like doang 😁 kadang suka iri sama orang ig yang temannya saling support saling tag... selain curhat aku juga ngajak temenan ya guys😁 semoga kita bisa saling support walaupun kita tidak saling kenal🥰
Gurls, belakangan ini banyak sekali yang aku khawatirin, kayak karir, jodoh, bahkan sampai kehidupan ku kedepannya. Selalu mencoba untuk ngga mikirin hal-hal yang buat ku khawatir, tapi gatau kenapa kekhawatiran itu dateng lagi. Aku mau tau dong, cara kalian buat ngilangin kekhawatiran itu gimana?
Hai Dear, aku mau cerita tentang perasaan ku dan cerita di baliknya saat ini. Minggu ini adalah saat-saat aku mempersiapkan berkas-berkas untuk sidang akhir. Banyak lah yang harus aku urus mulai dari surat-surat konfirmasi, pembayaran dan uji plagiasi. Rasanya sangat tertekan karena aku takut menjalani sidang, namun semua berjalan dengan lancar walau pelan-pelan. Semua berkas terurus dengan baik terutama uji plagiasi dan surat-surat yang memerlukan ttg banyak pihak. Saat aku berpikir bahwa semua akan berjalan baik-baik saja tiba-tiba 3 hari yang lalu sanak saudara ku ada yang meninggal. Aku tidak tahu dia siapa karena dia adalah saudara jauh, namun yang pasti katanya ortu dan om-om ku terutama nenek ku dia adalah orang yang paling berjasa pada keluarga besar kami dulu. Aku memanggilnya pakde, pakde ini tidak menikah dan tidak punya saudara kandung. Semua hal dia urus sendiri bahkan saat dia sakit dan dirawat di RS. Keluarga ku meminta salah satu dari kami (aku, kakak ku dan sepupu-sepupu ku) yang laki-laki untuk mengurus pemakaman Pakde sampai misa 7 harinya, setelah itu nanti akan di handel om yang telah balik dari perjalanan bisnis. Kakak ku dan sepupu-sepupu ku menolak dengan alasan sibuk dengan pekerjaan adapun mengurus revisi sidang akhirnya. Jadilah aku sendiri, aku juga punya kesibukan yaitu mengurus berkas-berkas untuk sidang skripsi dan menyiapkan ppt tentunya. Tapi karena dari awal aku yang mengurus pemakan dan misa kematian Pakde jadinya aku yang harus menyelesaikan semuanya sampai akhir. Aku yang mengurus administrasi RS, Jasa ambulan, Rumah Duka, pastor, makan, tanah kuburan dll paa hari pertama saat di kabarkan bahwa pakde meninggal menjadikan alasan kakak dan sepupu-sepupu ku untuk membiarkan ku melakukan persiapan lainnya. Mereka juga berkata bahwa mempersiapkan berkas-berkas sambil mempersiapkan misa kematian bisa di lakukan secara bersamaan tidak seperti mereka yang sibuk. Ortu dan om-om marah karena tidak ada dari kami yang mau mengurus dan lempar tanggung jawab. Mereka bilang bahwa tanpa bantuan pakde ga mungkin keluarga besar kita sampai di titik ini. Akhirnya aku mengalah dan melanjutkan semuanya sampai nanti misa 7 hari. Dalam perjalanannya Aku merasa sangat kecewa karena tidak ada satupun sepupu bahkan kakak ku yang mau membantu ku atau bahkan bertanya bagaimana keadaan ku mengurus semua ini. Aku juga merasa kesal karena ortu dan om-om yang melemparkan tanggung jawab untuk membalas budi kepada anak dan keponakan mereka. Aku merasa mereka semua sama egoisnya terlepas dari mereka punya tanggung jawab yang lain ataupun tidak. Puji Tuhan dosen pembimbing ku mau mengerti dengan keadaan ku saat ini sehingga tidak menuntut untuk aku cepat menyelesaikan administrasi pendaftaran sidang akhir. Sampai pagi ini setelah beres-beres rumah dan menyelesaikan salah satu berkas administrasi aku merasa sangat sedih. Hati ku sesak sekali, aku berpikir adanya kesamaan antara aku dengan almarhum pakde. Pakde melajang seumur hidupnya dan aku juga akan melajang seumur hidup ku. Mungkin aku akan seperti dia suatu saat nanti dan merasa apakah seperti ini rasanya menyiapkan pemakaman dan misa-misa kematian ku sendiri nanti? Sendiri dari awal sampai akhir.
Random thoughts, akhir-akhir ini aku jd sering flashback tahun 2012-2019 dan pengen bgt balik ke masa itu.. Apa ini salah satu fase dari quarter life crisis?🥲 Menurutku zaman sekolah SMP dan SMA itu terbaik bgt, sampe ngebekas bgt bgt di hati aku, kalian ada yg gitu juga gak sih? jujur kangen bgt sama kehidupan normal, lebih tepatnya waktu zaman sekolah, kangen sama temen-temen, kangen sama suasananya. Skrg kerasa bgt kalo semuanya sibuk sama urusan sendiri, ngebangun masa depan, dan lebih banyak spent waktunya sama pasangan mereka (begitu juga aku sih). Gimana ya caranya buat ngilangin rasa kangen itu? ngeliat foto-foto aja menurutku ga cukup, mau ketemu lagi pandemi gini juga susah. 😭 Trs tbtb aku jg jd kefikiran angkatan Covid ini yang gak punya cerita waktu sekolah, kasian juga krn ga ngerasain itu semua. 🥲 Cuma bisa berdoa keadaan bisa normal kaya dulu lagi..
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Kalau aku semenjak 2019 dikala teman2ku udah pada lulus dan kerja sedangkan aku masih berkutat dengan skripsi. Ketika masalah skripsi selesai ya mulailah datang masalah kerja. Hingga saat ini aku masih denial dg pekerjaanku karena masih separuh hati. Plus masalah jodoh dan karier yg masih belum click😔 Mau jadi apa? Aku masih buram rasanya. Tahun berganti, semoga QLC terlewati. ➡Sorry OOT, btw di topic ini kalau ada yg bls kok kaga ada notif ya?? apa emang begitu atau aku aja? Jadi mesti cek klw ada yg reply, itu pun kadang ga sadar huhu.
Mau cerita aja dan mungkin ada temen” yang mau berpendapat Aku anak ke 3 dari 3 bersaudara, kedua saudaraku sdh menikah dan lets say hidupnya juga sudah tertata Orang tua kandungku tinggal ayah, yang sudah pensiun dari kerjaannya Aku sudah bekerja sebagai karyawan swasta 1 tahun terakhir Singkat cerita ini masalah ekonomi Ayahku punya banyak sekali tanggungan hutang, hutang ketika ibu ku sakit, hutang ketika ayahku masih “nakal”., hutang ketika acara pernikahan kakakku, hutang cicilan mobil (dia bayar pakai uang pensiunan), dan yg terakhir hutang renovasi rumah. Aku bekerja dengan gaji UMR di kota besar yang biaya hidupnya sendiri juga tidak murah. Aku pengen menikah, tapi aku merasa aku tidak bisa menikah saat ini karna faktor finansial Keluargaku masih banyak hutang. Kalau aku menikah dengan uang sendiri aku mungkin harus menunggu lama sekali, tetapi aku tidak bisa membantu oanh tuaku melunasi hutang Kalau aku melunasi hutang orang tuaku, aku tidak bisa menabung untuk menikah 😞 Apa yang harus aku lakukan ya
Hai sis gimana sih pendapat kalian ttg rekan kantor yg padahal cewek tapi dia suka ngomong jorok ke rekan yg lain jg (rekan cowok & cewek). Kalo diaku sih itu annoying banget cuma ya daripada nanti ditegur malah ribut mending diem aja sih. Cuman palingan waktu dia ngomongin hal yg uda ngarah kesana aku pasang headset aja sih biar gak kedengeran. Tapi makin kesini malah aku nya yg digosipin dan dibilang munafik gitu sok gak mau ngomong hal hal yg dewasa. So terakhir aku jadi pendiem sendiri di office. Yg pengen aku tanyain emang hal yg kayak gitu umum banget ya sampe harus dibicarakan ke lawan jenis juga?
Aturan & Panduan