Crisis Mode - What TO DO?

Question

Kasus corona pertama kali muncul di Indonesia adalah tanggal 2 Maret. Masih termasuk baru dibanding Italia yang sudah dari 31 Januari. Walaupun baru, imbasnya sudah terasa banget untuk para pengusaha, baik kecil, menengah ataupun besar di Indonesia. Sudah banyak yang menutup sementara usahanya, merumahkan teamnya, menego gaji teamnya dan lain-lain. Industri beauty juga termasuk yang kena imbasnya karena udah nggak ada yang ke mall lagi sampai ada beberapa yang mengurangi BA nya. Memang sih masih ada online, tapi banyak yang cerita juga kalo turun parah sih penjualannya. Mau promosi heboh juga harus hati-hati karena hari gini semua pada tegangan tinggi, banyak yang perlu mendapatkan empati dari kita.

Anyway, aku mau share aja poin-poin dari beberapa sesi dengan para mentor Endeavor dan juga berdasarkan pengalaman aku sendiri ngejalanin FDN selama 10 taun lebih, tentang bagaimana menjalani bisnis di tengah krisis seperti ini. Soalnya, baru 3 minggu aja udah terasa kan imbasnya, padahal katanya setiap krisis, at least di US, sejak tahun 1945 itu rata-rata bertahan sampai 9 bulan. Jadi memang, unfortunately, the worst is yet to come! So what do we do?

- Di setiap bisnis CASH IS EVERYTHING. Jadi harus realistis dulu, punya cash berapa sekarang. Dengan asumsi receivables (invoice yang sudah terkirim) akan tersendat pembayarannya (cause everyone is trying to manage their cashflow to survive) dan penjualan online (lupakan offline) turun at least 50% sampai 3 bulan ke depan, kita masih bisa bertahan berapa lama? Only you know the answer. - Kalo ternyata dari hitung2an sebelumnya ternyata 2 bulan pun nggak mampu bertahan berarti kan some drastic action needs to be taken kan. Apa aja yang harus dilakukan?

-- Regenotiate EVERYTHING. Misalnya ada yang harus dibayar dalam waktu dekat (rental kantor/toko/gudang, anything online subscription, suppliers, dll) minta keringanan dalam pembayaran. Keringanannya bisa berupa diskon atau longer payment terms.

-- Let go all inventories by giving out huge sales, start with the ones that’s been sitting on the storage for the longest first. You need cash at the moment kan, daripada nanti expire atau ujung2nya harus didiskon. Bisa juga jual bulk ke reseller/e-commerce.

-- Relentlessly hunt down the receivables you haven’t received. If you really need the money, you can give them discounts if they can pay faster.

-- Cancel all plans that need extra cost. Misalnya: launching product/packaging baru, bonus, buka toko baru, hiring (kecuali you are hiring that person who is the best in the industry who can help navigate through the crisis) , etc. We’re in survival mode, not expansion mode.

-- Go through your team performance, mungkin memang udah waktunya let go some low performers?

-- Kalo semua posisi masih dibutuhkan, then the founders/CEO need to get the pay cut first, and then you can talk to the people in more managerial position and see if they are okay with temporary salary reduction for now (you can pay them again later). Kalo yang gajinya besar-besar, mungkin bisa dinego dengan cara tuker saham? Atau mungkin memang semua take salary cut?

-- Kalo yang lagi fundraising process dan udah ok dengan terms2nya, sign the termsheet now :D

Segitu duluu yang seputar cash. Nanti dilanjutin lagi dengan tips2 lainnya. Kalo yang lain ada tips2 juga silakan yaaa. Tetap semangat yahh…we can go through this together!

Accepted Answer

very inspiring kak Hani, yes we have to tough, we have to survive in this condition

Answer

Apa yg disebutkan kak hani sangat logic. Tapi utk bisnis kecil seperti aku (as owner, tim creator, marketing, dan babunya juga 😝) cara yg aku tempuh berbeda belum se kompleks itu. Aku bisnis nailart homestudio dgn nama ku sndiri di instagram. Pandemi seperti ini pasti berpengaruh dgn pendapatan tapi cashflow ku tak terganggu (berkat homestudio). Walopun client aku cuma 1 org/bln, pendapatanku terhitung plus. Thanks God!
Tp yg aku sadari, di masa pandemi ini orang2 justru lagi aktif2nya sosmed. Sehingga aku berganti siasat utk produktif meningkatkan kualitas sosmed. Yang dulunya karena sibuk urusin bikin kuku client, menjamu client + sbg ibu 2 anak (ga pernah sempet urus account sosmed). Skrg aku mencoba berfikir bagaimana sosmed aku lebih berguna kontennya. Sehingga aku tetap produktif secara positif... well walopun aku baru sadari ini terakhir2. Ahahahahaa...

Answer

kak hany,  real question tho' : selama pandemi ini pernah exercising klausul force majeur ga di bisnis2 FD? (put aside fd online store yg justru baru established pas pandemi ya kak)
terus apakah untuk bisnis2 retail fd ada dan lazim klausul price review dr supplier? 
thanks kak

Answer

Motivation creative banget kak :) maaf ya aku kayak gini