Aku baru aja putus dengan pacar ku (now my ex) setelah 6th bersama. Alasannya adalah karena rasa sayang dia sudah makin berkurang sama aku ditambah ada masalah² pribadi dia yg bagi dia itu berat dan ga selesai² dari sejak awal tahun ini. Selama dengannya waktu itu aku suka memastikan apakah ada suatu hal yg ingin diceritakan atau enggak, dia selalu jawab "enggak ada". Ga selalu sih sebenarnya, ada kalanya dia cerita tapi ga secara penuh. Memang sih dia agak tertutup orangnya, ga suka bercerita dan menganggap bahwa dia bisa menyelesaikannya secara sendiri, bahkan ke temennya pun dia juga sama. Terakhir kita bertemu buat membahas ini sekaligus pamitan dalam artian kita putus baik². Aku ga mau memaksakan dia juga untuk bertahan di hubungan ini kalo dia udah ga ada rasa sama aku, walaupun aku masih belum begitu bisa ikhlasin apa yg terjadi. Di dalam hati ku sebenarnya masih ingin nemenin dia disaat lagi terpuruk seperti ini, aku juga pengen bawa dia ke psikolog kalo memang seandainya belum ada perubahan. Menurut kalian apakah ini berpengaruh banget antara apa yg dia alami dan hubungan ku ini?

Kalau menurutku mungkin berpengaruh sih karena lingkungan pun mempengaruhi kita kan (?). Contohnya orang yg dibesarkan oleh orang tua tunggal mungkin berbeda dengan yg lengkap, berbedanya bukan ke arah negatif cuman bagaimana nanti dia ke pasangannya kelak atau orang yg dari kecil sampai besar di didik mandiri ada kemungkinan dia tidak akan terlalu bergantung ke pasangannya dan masih bnyk contoh lainnya. Nah mungkin aja masalah yg sedang dialamin mantan kamu itu memakan habis waktu dan pikiran dia yg sampai membuat nggak bs fokus ke hal lain (percintaan). Selain itu aku nggak tau permasalahn dia apa, kedua dia cowo yg pola pikirnya berbeda dari cewe dan terakhir aku bukan ahlinya jadi ya susah juga ya untuk tau jawaban pastinya. Aku agak penasarn di bagian kamu mau bawa dia ke psikolog, menurutmu apakah memang dia sudah sampai perlu penanganan dari seseorang yg ahli?

bagi ku permasalahan hidup berpengaruh ke percintaan. apalgi dia tipikal yg tdk open kan? kmu sebagai perempuan lebih aktif mencari tau masalah dia, yg dia sendiri aja ga mau menceritakan sepenuhnya. bisa jadi dia mau bercerita penuh kalo hubungan kalian sudah sah. kalo hanya kamu sendiri yg berusaha utk hubungan kalian, kasian kamu nya. dlm suatu hubungan harus sama2 berusaha / berjuang. bisa jadi dia ga suka bercerita atau di bahas soal dirinya kcuali dia cerita sendiri. kalo dia adalah jodoh mu, akan kembali ke kmu.

Kalau bisa sih dipilah ya sis antara kamu yang belum bisa merelakan hubungan vs keinginan untuk membantu. Jangan sampai tanpa disadari ada harapan "transaksional", di mana kita pengen membantu dan berjasa pada hidup dia dengan harapan dia akan menyadari betapa berharganya kita, lalu kalian jalan lagi. Bukan berarti dua hal tsb tidak boleh hadir bersamaan, karena menurutku itu pun manusiawi. Tapi setidaknya perlu disadari bahwa ternyata ada dua motivasi tersebut di dalam dirimu, jadi perlu ada niat yang diluruskan. Aku khawatir kalau itu tercampur, walhasil perjalanan healing dia memiliki konteks bahwa dia harus sembuh supaya bisa lanjut jalan sama kamu, sementara proses menata diri dan pemulihan luka gak bisa dipaksakan. Khawatirku jadi tidak fair buat dia, dan kamu sendiri jadi punya kepentingan yang bertentangan dengan kebutuhan utama dia. Poin lain yang pengen kusampaikan adalah bahwa jodoh is also all about timing. Secocok apapun karakter kalian, kalau timingnya tidak pas, hubungan kalian tidak akan berjalan. Timing itu termasuk salah satunya tahap kehidupan. Misalnya sedang ingin fokus menata finansial, sedang ingin fokus menyelesaikan studi, ingin menata pikiran dan memetakan arah masa depan, dst. Kalau orang yang sedang pengen nata digabung dengan orang yang pengen lari, yang sedang nata jadi merasa tergesa-gesa sedangkan yang pengen lari akan merasa frustrasi. Aku sendiri ada pengalaman mutusin mantan dengan latar itu. Selain dia sudah ghosting lama, menurutku dia itu sedang butuh waktu sendiri, tapi dia ga punya cukup kesadaran atau keberanian utk mutusin aku ataupun utk menyampaikan dia harus fokus pada hidupnya dulu. Padahal saat itu aku tuh pengen bisa diskusikan rencana menikah, supaya bisa tergambar aku akan kerja di mana dlsb. Dia udah nikah sekarang sama orang lain, aku juga. Dalam hidup, kita gak akan selalu punya jawaban atas pertanyaan tentang sesuatu yang telah terjadi. Aku gak pernah dapat jawaban dari mantanku kenapa dia tiba tiba "menjauh". Seberapa lama pun aku menunggu (kayanya pas itu sampe dua tahun deh), tidak pernah datang momen di mana dia mengajakku bicara dan menceritakan kesulitan apa yang dia alami di masa masa dia ghosting aku. Selalu berkelit licin kayak belut. Dia hanya akan share bagian yang dia rasa "aman", sementara bagiku ada banyak kekosongan cerita yang tetap gak make sense. Jadi saranku belajarlah melepas. Dan sadarilah bahwa kandasnya suatu hubungan tidak melulu karena kesalahan dari kita, atau bahkan kesalahan dari (calon) mantan kita. Kadang kita cuma gak cocok aja. Bukan orang yang tepat dan bisa saling melengkapi satu sama lain. Kadang timingnya yang gak pas. Kadang kehidupan memang begitu. Kalau dia masih pengen perjuangin kamu, dia akan melakukannya. Kalau dia memutuskan melepas, dia merasa tidak sanggup. Kalau kamu paksain dia untuk terus memperjuangkan kamu, dia bisa jadi akan semakin kehabisan energi. Kamu juga tidak perlu bersikap seperti martyr. Kalau kamu juga merasa terluka dan bingung dengan putusnya hubungan kalian, take your time to focus on your life, daripada malah jadi pendamping mantanmu dalam perjuangannya mengatasi masalah. Kecuali kamu sudah berdamai dengan itu, dan merasa bisa mendampingi mantanmu sebagai teman platonik, then it's okay. Kamu bisa memilih utk membantu dia tanpa terlalu terlibat. Misalnya kamu carikan psikolog yang reputasinya bagus dan enak diajak ngobrol untuk klien yang laki-laki. Terus kasih aja referensi itu ke dia, biar dia yang hubungi sendiri.

Hallo, kalau menurut aku setiap permasalahan hidup pasti sedikit banyak akan mempengaruhi hubungan percintaan. simplenya aku pribadi pernah saat ada masalah merasa lelah untuk bercerita jadi pengen menyendiri, tetapi disatu sisi tiba-tiba merasa sendirian untuk mencari solusi.Padahal kadang secara nggak sadar solusi sebenarnya bisa kita dapatkan dari orang terdekat.Lelah tersebut terasa kadang muncul mungkin karena nggak PD atau dapat perlakuan yang dirasa kurang mensupport dia tapi balik lagi ke masalah yang dihadapi sih. Menurut aku kalau dirasa kita memang belum bisa atau dianggap nggak support dia, mungkin bisa memberikan waktu mereka

Apakah permasalahan hidup itu berpengaruh ke hubungan percintaan?

11 Talks

Last talk 31 Jul 2024

Sort by

Edited on 18 Jul 2024

Edited on 31 Jul 2024