Acara pernikahan atau Rumah setelah nikah?

Question

Hallo, mau tanya nih ke temen yang munkin lagi planning atau sudah menikah dan sudah pengalaman 
saat ini aku qadarallah sedang planning untuk ke jenjang yang lebih serius dari hubungan. hanya saja jujur lagi bimbang karena yang mana yang harus kita prioritaskan saat ini tempat tinggal terlebih dahulu atau acara terlebih dahulu? kenapa bingung karena menurut kami acara merupakan sesuatu yang sakral, simbolis dan memiliki arti di belakang nya jadi kami berharap acaranya nanti akan memenuhi ekspektasi dari kedua belah pihak 
disisi lain rumah juga gak kalah penting mengingat itu akan menjadi tempat untuk tinggal setelah kita menikah udah tanya ke beberapa orang katanya fokus ke acara dulu aja tinggal mah pasti nanti ketemu tapi untuk aku yg hidupnya terplanning ini tidak relate ditambah kita berdua sepakat untuk tinggal berdua dulu pada saat awal pernikahan. munkin temen temen disini yang lg planning atau sudah ada pengalaman bisa kasih opini? karena jadi agak anxiety ya jujur🥲

Accepted Answer

Apa udah diobrolin ke ortu masing2 ? Aku sih kayaknya kalo situasinya full dana sendiri & pasangan, akan pilih beli rumah, resepsinya sederhana aja. Tapi beda lagi klo di subsidi ortu 🙈Dua2nya emang penting sis, bahkan kemaren pas aku rencanain nikah tuh berpikir kalo resepsi ga penting, yang penting sah. Mana orang introvert males bener deh pesta2an begitu 🙈 tapi mamah aku bilang kalo hajatan itu maknanya banyak, selain yang udah sis sebutin, beliau juga bilang bahwa hajatan itu syukuran, berbagi kasih dengan hidangan & hiburan, orang2 do'ain pengantinnya yang insyaallah semakin berkah.

Answer

Kalau menurutku jangan pikir jangka pendek semua orang punya prioritas beda-beda. Nggak ada yg benar dan salah untuk di dahulukan entah itu resepsi atau rumah. Yang penting adalah keputusan yang kamu ambil itu tidak akan membuat kamu dan pasangan menyesal dikemudian hari. Memang benar uang bisa dicari tapi bagi mereka yang punya penghasilan tetap. Memang resepsi itu nggak terlalu penting tapi bisa saja beberapa tahun kemudian kita nyesel karena nggak ngadain resepsi (sekali seumur hidup). 
Kalau disuruh pilih salah satu mungkin saat ini masih bingung, coba buat 3 daftar (resepsi, rumah, dan sehari-hari). Kamu tulis brp budget yg kamu punya sekarang untuk ke 3 daftar tersebut. Untuk resepsi brp, untuk rumah brp, dan untuk darurat 1 tahun kedepan.

Contohnya kamu punya tabungan resepsi 50 jt, rumah 50 jt, dan darurat 1 tahun kedepan 10 jt. 
Mana yg nggak cukup? Rumah 50jt agak susah ya berarti pilihannya nambah tabungan rumah diambil dari tabungan resepsi atau ngontrak dulu sambil nabung (karena mau pisah sama ortu). Resepsi 50jt mungkin cukup-cukup aja asalkan kita jangan ngelihat resepsi orang lain yg punya dana lebih besar dari yg kita punya atau kalau tetap pengen yg meriah karena sekali seumur hidup berarti ambil dari dana rumah (tinggal sama orang tua untuk sementara waktu). Dana darurat 10 jt untuk 1 tahun kedepan kalau-kalau keluar dari pekerjaan (tidak punya pemasukan) atau sakit apakah segitu sudah cukup.

Memang hal semacam ini harus dipikirkan juga bukan cuman nikah atau kehidupan setelahnya. Semua keputusan pasti ada konsekuensinya tapi pilih keputusan yg paling sedikit memberikan masalah atau beban hidup dikemudian hari. Bisa nggak kalau mau pilih keduanya? Ya bisa-bisa aja asal mau nurunin ego. Resepsi kamu bisa atur sesuai kemampuan kamu, rumah bisa cari yg sesuai kemapuan atau ngontrak atau paling mentok tinggal sama ortu dulu. Temenku lumayan ada beberapa hbs nikah tinggal sama ortunya dulu dan 1 tahun kemudian mereka tinggal di rumah barunya walaupun masih nyicil tapi aku bangga mereka bisa wujudkan impiannya untuk punya rumah sendiri di usia muda (dibawah 30 tahun) dengan gaji pegawai biasa .

Jangan cemas, jangan pusing. Jangan dipikiran semuanya sekaligus. Kamu bilang kamu adalah orang yg hidupnya teratur/terencana. Ambil pensil ambil kertas, tulis satu persatu masalah yg ada di pikiran kamu, jabarin di kertas itu beserta penyelesaiannya dan lakukan.

Answer

Aku baru nikah awal th ini di usia 30 tahunan.
Kayanya kamu udah kepatok tanggal ya? Soalnya terkesan buru buru. Kalau sdh ada tanggal, menurutku sudah "terlambat" untuk model perencanaan yg kamu inginkan. Namanya rumah itu kayak jodoh juga sis. Kalau danamu bukan anggaran sultan, mencari rumah dlm kondisi buru buru hanya akan bikin kamu ceroboh saat memutuskan membeli rumah atau tanah.

Ini pengalaman sendiri, kami dibantu mertua, trus berharap bs ada rumah sendiri setelah nikah. Ternyata kami kena tipu. Selepas nikah, kami nempati rumah lain pny ortuku. Tp rumahnya blm memadai utk kerja suamiku, jd terpaksa semi LDR.

Mungkin kupersingkat saja ya biar ga bertele tele. Menurut aku, daripada maksain harus ada rumah sesuai ekspektasi sblm nikah, fokuslah pada acara. Fokus maksudku bukan lantas alokasi dana diutamakan ke sini, tapi fokus utk memastikan acara bs berjalan lancar. Jangan lupa tetep sisihin duit utk rumah atau kontrakan.

Yang jelas memang hunian yg terpisah itu penting bgt sih. Aku merasakan 😅 Nyoba tinggal di rumah mertua, pengin nangis, bukan gegara mertua, tp ada kultur rumah yg beda dgku. Misal isinya cowok semua, walhasil semua baju jadi milik bersama. Barang gak ada aturan, kdg bs dipake tanpa izin, trus konsep kebersihan kucing masih terpusat sama ibu mertua doang. Aku mrs tiap kali tidur di sana malah jd babu, krn di rumah yg kuhuni skrg aku jg sudah bersih bersih.